Budak Uang

Kenapa mengelola uang dengan baik itu sangat penting? Pernahkah kamu melihat orang-orang dengan gaji tahunan mencapai 1 Miliyar tapi tidak punya tabungan? Pernahkah kamu melihat orang-orang dengan gaji tahunan hanya 100 juta, tapi bisa punya tabungan 100 juta juga? Apakah dia tidak makan dan tidak minum selama 1 tahun?

Hi guys, gw Jemmy!

Kali ini gw ingin membahas tentang manajemen financial atau kelola keuangan. Tapi yang gw bahas di sini bukan keuangan perusahaan atau bisnis, melainkan keuangan personal kita masing-masing. Apakah sangat penting untuk belajar mengelola uang? Jawabannya adalah IYA ! Orang yang jago mencari uang belum tentu bisa kaya. Kenapa? Karena dia belum tentu bisa mengelola keuangan dengan baik. Tapi, orang yang jago mengelola keuangan personalnya dengan baik, paling tidak dia tidak akan jatuh miskin dengan mudah.

Sekarang coba kita berhenti sejenak dan mengecek saldo tabungan, apakah di dalam tabungan itu ada nominal 6 kali pengeluaran bulanan kalian? Contoh, pengeluaran bulanan kalian adalah 3 juta, minimal tabungan kalian sekarang harus ada 3 juta x 6 bulan = 18 juta. Jika tidak, kalian berada di stage yang cukup berbahaya.

Selanjutnya, coba cek kartu kredit kalian atau hutang kepada siapapun, bank ataupun orang tua kalian sendiri. Apakah nilai hutang kalian lebih besar dari pemasukan bulanan kalian? Jika iya, kalian sudah selangkah lebih dekat ke jurang. Dan buat yang punya hutang tapi nggak dicatet atau pura-pura lupa, itu urusan kalian dengan Tuhan Yang Maha Esa ya. Gw nggak ikutan di,sini.

Sekarang kita pakai contoh kasus, Jemmy mempunyai income 5 juta perbulan. Setelah dicek, Jemmy tidak punya tabungan sama sekali. Hutang kartu kredit dia sudah mentok di 5 juta, Jemmy juga punya hutang kepada bokapnya sebesar 10 juta untuk DP cicil motor Astrea. Karena pandemi yang belum berakhir, akhirnya perusahaan dimana Jemmy bekerja memutuskan untuk melakukan lay off dan Jemmy salah satu yang terpilih. (Amit-amit sih)

Pertanyaannya, bagaimana Jemmy membayar hutang kartu kredit dan hutang kepada bokapnya? 
1. Cari pinjaman lagi

2. Cari kerja lagi

3. Nggak tahu ah, pusing.

Seperti contoh kasus di atas, setiap kali kalian berhutang. Apakah kalian sudah menghitung dengan benar resiko yang akan datang jika kalian gagal bayar? 

Sekarang kita pakai kasus lain, temannya Jemmy yang bernama Kuroachi. Kuroachi bekerja di tempat yang sama dengan Jemmy, gaji mereka juga sama, 5 juta rupiah. Mereka sama-sama bekerja selama 3 tahun. Tapi bedanya, setelah di cek, Kuroachi punya tabungan sebesar 72 juta dan tidak ada hutang sama sekali. Karena Kuroachi pergi dan pulang kerja menggunakan kendaraan umum. Jadi kalau sekarang Kuroachi dipecat karena pandemi, dia masih bisa hidup selama 2 tahun lagi tanpa perlu mencari kerja.

Btw, Kuroachi sebenarnya selama 3 tahun ini juga belajar investasi loh. Jadi 72 juta itu masih mungkin lebih tinggi lagi. Akan gw ceritakan di tulisan selanjutnya. 

Ada beberapa tahapan penting dalam mengelola keuangan :

1. Dana Darurat

    Dana darurat adalah dana yang kita gunakan sewaktu-waktu terjadi hal diluar dugaan kita. Contohnya kita dipecat dari pekerjaan, seperti cerita Jemmy diatas. Idealnya dan gampangnya, cara menghitung dana darurat yang aman adalah  6 kali pengeluaran bulanan kamu. Jadi kalau kamu tiba-tiba kehilangan pemasukan, kamu masih bisa hidup selama 6 bulan kedepannya.

2. Asuransi Kesehatan

    Yang gw maksud di sini adalah asuransi tradisional tanpa ada unitlink investasinya. Mengapa Asuransi kesehatan itu juga penting? Coba bayangkan kalian punya dana darurat sekarang, tapi tiba-tiba kalian jatuh sakit dan harus dirawat inap, dan tentu kalian tahu bahwa kesehatan itu sangat mahal, jadi kemungkinan besar dana darurat kalian akan habis juga. Minimal, kalian harus punya BPJS kesehatan yang murah dan juga berkualitas.

3. Investasi.

    Nah barulah setelah 2 poin di atas terpenuhi, kita baru berbicara tentang poin investasi. Investasi ini terbagi berbagai macam dari tingkat resikonya, dari tingkat paling rendah ada deposito bank, RDPU, kemudian ke tingkat menengah, ada RDPT. Dan kemudian yang terakhir dengan tingkat resiko paling tinggi adalah Saham, Reksadana Saham. Ini akan gw bahas di tulisan berikutnya. Di mana uang hasil jerih payah kalian juga mungkin saja habis di poin investasi ini.

Nah untuk pengingat terakhir untuk gw sendiri dan juga kalian semua, hutang itu tidak dibawa mati. Hutang adalah sesuatu yang bisa diwarisi, bukan karena kita sudah pergi dari dunia ini, hutang kita akan ikut pergi juga. Gajah mati meninggalkan gading, Manusia meninggal harusnya meninggalkan nama baik!

Sekian, Semoga bermamfaat!

Terima kasih

Komentar